Pulau Seram dan beberapa pulau kecil disekitarnya tidak hanya
terkenal dengan sumber daya alamnya, namun juga menyimpan
banyak situs sejarah. Tetapi sebagian besar situs sejarah itu belum
sepenuhnya dimaksimalkan pengelolaanya untuk menjadi tempat-tempat wisata
potensial.
Seperti Tugu Amroina di Dusun Tiang Bendera, Kecamatan Waisala, Kabupaten
Seram Bagian Barat (SBB) yang merupakan salah situs sejarah peninggalan Belanda
sekira 300 tahun lalu, belum mendapat perhatian Pemerintah atau
stakeholder di Maluku maupun SBB sendiri.
Tugu Ambroina menurut cerita masyarakat setempat merupakan salah satu
peninggalan penjajah Belanda yang ada di Pulau Kelang. Pulau Kelang berada di
ujung barat Pulau Seram, tepatnya satu gugus dengan Pulau Manipa,
Pulau Babi, dan Pulau Buano.
Tugu Ambroina memiliki tinggi sekira 4 meter, berbentuk segi empat. Lebar
masing-masing sisinya sekira 1,2 meter. Di salah satu sisinya tertulis
nama Ambroina VOC. Disamping tulisan tersebut juga tertulis angka
1792 yang diperkirakan merupakan tahun selesai pembangunan tugu tersebut.
Tugu Ambroina berdiri kokoh di atas sebuah batu besar yang
berdiameter sekira 60-70 meter dan tinggi 20-30 meter dari atas permukaan laut.
Posisi batu tersebut di tepi pantai atau tepatnya berada di pantai Dusun
Tiang Bendera. Sebuah dusun yang berpenduduk sekitar 3.000 jiwa.
Menurut cerita yang ada, Tugu Ambroina menjadi bukti penguasaan penjajah
Belanda dengan VOC-nya di tanah penghasil rempah-rempah ini. Namun versi
lain menyebutkan bahwa tugu tersebut
dibangun sebagai pertanda kemenangan Belanda setelah menaklukan negeri-negeri
yang ada di Hua Mual.
Selain itu juga disebutkan bahwa tugu tersebut dibangun Belanda sebagai
alat penunjuk atas penyimpanan harta karung di Pulau Kelang. Namun semua
cerita tersebut belum dapat dibuktikan atau terpecahkan hingga era sekarang.
Namun terlepas dari semua cerita sejarah dan mitos soal keberadaan tugu
tersebut, Tugu Ambroina memiliki nilai sejarah dan berpotensi menjadi
tempat wisata sejarah di SBB.
Bagi mereka yang ingin melihat secara dekat tugu tersebut dapat
menjangkaunya dengan transportasi laut melalui beberapa jalur atau titik. Dari
Kota Ambon dapat melalui jalur speed boat di Desa Hila, Kecamatan Leihitu,
Maluku Tengah. Jarak tempuh sekitar 2,5-3 jam dengan biaya tiket per
orang Rp. 100 ribu. Atau juga melalui transportasi
kapal motor tradisional di samping Pasar Arumbai, Kota Ambon dengan
tiket Rp. 50 ribu.
Sedangkan dari Kota Piru harus melewati perjalanan darat ke Desa waisala,
selanjutnya menyewa kendaraan laut masyarakat setempat yang nilai sewanya
berkisar antara Rp. 200.000 hingga Rp. 500.000. Jarak tempuhnya sekira 1,5-2
jam dengan speed boat. (HW)
dikutip dari : http://info.kapetseram.com/?p=160
dikutip dari : http://info.kapetseram.com/?p=160
Tidak ada komentar:
Posting Komentar